SEHAT TANPA OBAT : Kelola Hawa Nafsu Agar Tentram dan Terkendali
Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa kita akan sehat jika rajin berolahraga secara teratur. Betul, pendapat ini tidak salah. Namun perlu disadari bahwa orang sehat bukan berarti sekadar bebas dari penyakit fisik, lhoh. Kesehatan mental (jiwa) juga menentukan kesehatan seorang manusia secara utuh.
Bahkan untuk menjadi manusia produktif,
ternyata hidup sehat, bukan hanya soal fisik (body) dan mental (jiwa/nafs),
tapi kita juga harus sehat secara spiritual dan sosial. Dalam UU Nomor 36
Tahun 2009, disebutkan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan Jiwa (Nafs) adalah hal yang mendasar
bagi kemampuan manusia untuk berpikir, berkembang, berekspresi, berinteraksi,
mencari nafkah, serta menikmati hidup. Inilah alasan mengapa kita perlu
mengenali dan menjaga kesehatan jiwa.
Seseorang yang sehat secara mental mampu
menyadari kesanggupannya, menangani stres dalam kehidupan sehari-hari, bekerja
dengan produktif, serta dapat berkontribusi untuk sekitarnya. Jika Anda tidak
dapat melakukan hal-hal tersebut, ada kemungkinan kesehatan jiwa Anda mengalami
gangguan.
Ada banyak hal yang dapat memengaruhi kesehatan
jiwa seseorang, di antaranya adalah riwayat gangguan jiwa dalam keluarga,
pengalaman hidup, gaya hidup sehari-hari, riwayat penyakit yang diderita, serta
beban pikiran. Hal ini menerangkan bahwa kesehatan jiwa dipengaruhi oleh faktor
sosial, psikologis, dan biologis.
Yuk..! Ketahui lebih jauh mengenai cara menjaga
kesehatan jiwa. MDA CARE HOTLINE berbagi ilmu dan pengalaman dengan para pemirsa
tentang, Bagaimana Mengelola Jiwa (nafs) Agar Tentram dan Terkendali.
Jiwa
Manusia (Nafs) Menurut Alquran
Jiwa manusia (Nafs) adalah ciptaan Allah SWT.
Sebagai pencipta, Zat Yang Maha Kuasa menghendaki jiwa berjalan sesuai aturan
yang telah digariskan. Sehingga, pemiliknya bisa sampai pada kondisi yang penuh
kebaikan dan ketenteraman, serta mampu menapaki jalan terang-benderang yang di
ujungnya terdapat surga sebagai hadiahnya.
Berdasarkan
konsep besar tentang jiwa, ditinjau
dari sisi kualitas, ada 3 type nafs atau jiwa manusia.
Meski sebetulnya, Guru Mursyid kita,
Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak menggolongkan soal ini lebih dari 3
tingkatan, yakni hingga 7 karakter jiwa manusia, namun 3
type/jenis nafs ini boleh dikata menjadi "induknya" yang
penting untuk dipahami. Yakni :
1.
Nafs Ammarah bissu' (jiwa
yang cenderung kepada kejahatan).
Kata tersebut bermakna bahwa jiwa pada
dasarnya memiliki sifat yang cenderung melakukan keburukan. Maka dari itu,
setiap orang pada dasarnya memiliki sifat untuk melakukan hal yang buruk (QS
Yusuf : 53).
2. Nafs Lawwaamah (jiwa yang
masih terombang-ambing).
Jiwa ini masih terombang-ambing antara kebaikan
dan keburukan. Maka ia terkadang menyesali kesalahannya, namun kadang-kadang
terjerumus lagi berbuat kesalahan. Dengan kata lain jiwa ini sedang mengalami masa
transisi.
Dalam sifat ini, manusia sangat diwajarkan
ketika merasa menyesal atas diri sendiri dan cenderung mencela dirinya. Seperti
yang dijelaskan dalam firman Allah dalam surah Alqiyamah: 2, “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat
menyesali (dirinya sendiri).”
Annafsullawwamah, yaitu
suatu keadaan di mana jiwa menyesali keadaan diri karena merasa kurang
melakukan kebaikan dan menyesal atas keburukan yang dilakukan. Dalam hal ini,
jiwa memiliki kesadaran akan hal itu.
3. Nafs Muthmainnah (jiwa
yang tenang)
Menurut Ibnu Qayyim dalam kitab Ighatsat
al-Lahfan min Masyayidisy Syaithan, apabila jiwa merasa tenteram kepada Allah
SWT tenang dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-Nya, rindu bertemu
dengan-Nya, dan menghibur diri dengan dekat kepada-Nya, maka ialah jiwa yang
dalam keadaan muthmainnah. Seperti firman Allah dalam QS al-Fajr ayat 27-30.
“Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam
surga-Ku.”
Maka demikianlah sesungguh jiwa memiliki
kecenderungan untuk berbuat buruk karena setiap jiwa punya hawa nafsu. Namun,
permasalahannya adalah bagaimaan kita menahan diri utuk tidak dituntut oleh
keburukan tersebut.
Cara
Mengelola Hawa Nafsu Menurut Metode Al-Hikmah
Hawa nafsu adalah aspek ruhaniyah yang
mempengaruhi moral seseorang. Nafsu memiliki tiga macam yaitu nafsu ammarah, nafsu lawwamah dan nafsu
muthmainnah. Sedangkan hawa artinya apa yang disukai nafsu
(jiwa).
Berbagai kebutuhan penting manusia, seperti
makan, minum, tidur, menikah, dan lain sebagainya, melibatkan nafsu di
dalamnya. Karena itu, secara alamiah nafsu bukanlah hal yang mutlak buruk.
Namun demikian, nafsu memiliki kecederungan-kecenderungan untuk menyimpang.
Kerena itu, dalam Islam terkandung anjuran kuat untuk mengendalikan hawa nafsu.
Imam al-Ghazali dalam Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa ada tiga cara mengendalikan
hawa nafsu yang dijelaskan para ulama, ketiga cara itu adalah sebagai berikut:
Pertama,
mengekang syahwat dan keinginan, sebab hewan yang tidak bisa dikendalikan akan
menjadi jinak dan lemah jika dikurangi porsi makannya.
Kedua,
menambah beban ibadah kepadanya, sebab jika keledai ditambahi muatannya,
disertai pengurangan porsi makannya, niscaya ia menjadi lemah dan patuh
terhadap kendali.
Ketiga,
memohon pertolongan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, serta tunduk
terhadap-Nya, agar dia menolongmu dalam menjinakkan hawa nafsu dan mengekang
keinginannya. Jika tidak mau memohon pertolongannya dan tunduk terhadap-Nya,
niscaya engkau tidak akan selamat dari tipu dayanya.
Demikianlah tiga cara mengendalikan hawa nafsu
menurut Imam al-Ghazali. Semoga kita bisa mengendalikannya.
Semoga Allah memberi pertolongan, kekuatan dan
kemudahan kepada kita semua agar bisa mengelola hawa nafsu sesuai Petunjuk-Nya.
Mudah2 Tips Mengelola Hawa Nafsu Agar Tentram dan
Terkendali ini. memberikan pencerahan dan sedikit bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Sehat dan Sejahtera serta Sukses Selalu Saudaraku di Jalan Allah.
(az).
Tags : Mental Health